METODE MEDITASI YANG
BENAR ALA SANTRI NJOSO
gambar dari : youtube VHS Studio_U2-28.01 |
Dalam olah batin, meditasi menjadi salah
satu topik pembicaraan yang tiada habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada
sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu usaha proses
untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total.
Tulisan ini didasari dari berbagai literatur mengenai meditasi.
Tulisan ini merupakan usaha melengkapi
tulisan J. Sujianto yang berjudul “ Pengembangan Kualitas
Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses Meningkatkan Kreatifitas dan
Pengetahuan Dunia Gaib “
Apakah Meditasi ?
Mengusahakan rumus yang pasti mengenai
arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi
pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi
dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berubah-ubah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk
ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada jati diri murni masuk melewati rongga-rongga hawa murni dan sama sekali tidak
lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke
arah murni mengalami kenyataan yang asli.
Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara gebyah uyah (pada umumnya) orang
yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh
panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara
meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu.
Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar
maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan
yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi
ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang
yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya
tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih
bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah,
mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering tidak
hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat
) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya
serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya,
mencerminkan hasil meditasinya.
Cara-cara dan akibat bermeditasi.
Cara bermeditasi banyak sekali.
Ada yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakunya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur.Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anda perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur.
Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik
energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda, tarik
nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengeluarkan nafas
dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkan untuk
beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya
tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa
tenang.
Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta,yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur.
Kesulitan yang paling berat dalam
bermeditasi adalah “mengendalikan pikiran dengan pikiran“ artinya
anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan “
Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, salah satu cara adalah “
mengosongkan pikiran “ dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu
cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita
ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan
negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus
ketika hendak memasuki meditasi.
gambar dari : www.detik.com |
Secara fisik ada yang berusaha “
mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri sendiri “
ketika awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau
ujung hidung sendiri.
Jika proses meditasi yang dilukiskan
tersebut diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik
untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain.
Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan
meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan
meditasi.
Jika dalam proses tersebut pikiran anda
belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti,
tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari
proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya,
karena berciri sangat pribadi.
Untuk dapat berhasil anda sangat perlu
memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan tiada terasa anda
akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu
cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi
anda.
Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya
andalah yang dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam
semua bahasa bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan
demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui
apa-apa lagi, kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih
tajam sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula
memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya.
Di dalam serat Wulang Reh, karya
“kasusastran” Jawa (dalam bentuk syair) yang ditulis oleh Kanjeng Sunan Paku
Buwono IV, terdapat juga ajaran untuk hidup secara asketik, dengan usaha menuju
kasampurnaning urip.
Pada gulangen ing kalbu ing sasmita amrih lantip aja pijer mangan nendra kaprawiran den kaesti pesunen sarira nira sudanen dhahar lan guling (Intinya, orang harus melatih kepekaan hati agar tajam menangkap gejala dan tanda-tanda. termasuk ajaran tak boleh mengumbar nafsu makan serta tidur).
By :
Resi Purwosandu
Mantap mbh
BalasHapusOk siap mas eh...getok tular mugi2 dadi keterangan seng barokah lan ilmu manfaat....
Hapus